Tak pernah menyangka aku bener-benar terjatuh dan terjerat dalam lingkaran hidupmu. Berulang kali kamu katakan ”maaf”, maaf karna telah membawaku dalam hidupmu. Seharusnya kamu tidak pernah melakukan itu, sehingga aku tidak akan terluka bila kamu pergi. Bila kamu tak mampu berada di sisiku lagi.
Ketika aku memilih tuk berada di sisimu, disaat itu aku tlah mempersiapkan diriku untuk kemungkinan terburuk. Sesungguhnya butuh keberaniaan yang luar biasa untuk mencintaimu sayang. Keberaniaan untuk menerima segala kekuranganmu, keberanian untuk nantinya tetap setia di kondisi terburukmu, dan juga keberanian untuk kehilangan mu kapan saja.
Kemarin, ketika kita duduk berdua, bercerita, membeberkan kenyataan yang menyakitkan. Kamu yang ingin aku sadar, bahwa pada kenyataannya, mungkin kamu tidak akan bisa berada disisiku selamanya. Aku hanya diam dipelukanmu. Menahan air mata yang hampir tumpah. Lalu aku melihatmu, diam-diam kamu menangis. Namun dengan cepat kamu menyeka air mata mu, mungkin karna kamu tak ingin terlihat lemah di hadapanku. Aku membiarkan mu, berpura-pura tidak tahu, hingga kamu tak perlu merasa malu.
Lalu sejenak kamu ingin bersandar di bahuku, tentu saja ku izinkan. Raga ini milikmu cinta. Lalu kamu terus bercerita, menumpahkan keluh serta resah di dada. Kamu yang sebenarnya merasa sudah tak mampu menjalani ini semua. Kamu yang sebenarnya sangat membenci malam, karna malam memberikan rasa sakit yang luar biasa. Katamu setiap malam adalah perjuangan untuk tetap bisa hidup di keesokan harinya. Perjuangan untuk tetap bisa melihat dan bersamaku. Dan saat itu kamu menangis, tanpa malu-malu tersedu-sedu di pundak ku. Lalu aku, jangan tanya, aku tak mampu menahan air mata dan rasa pilu itu. Pelukkan kita semakin erat, seperti tak ingin lepas. Dan saat itu aku benar-benar merasa waktu adalah musuh terbesar bagi kita. Aku membencinya. Sungguh membencinya. Hingga ingin rasanya ku bunuh dia. Lalu aku membenci diriku sendiri karna tak mampu, aku tak mampu cinta.
Dan akhirnya kita berdamai pada kenyataan. Kita sepakat akan menjalani semuanya dengan ikhlas. Biarlah waktu tetap berjalan dengan semestinya. Dan bila memang kita harus terpisah, biarlah. Aku dan kamu harus ikhlas menerima. Lalu bersyukur karna kita pernah berjumpa, merajut kasih dan cinta, saling mengisi dikala tangis dan tawa. Kamu, kamu tidak akan pernah ku lupa. Yakini itu cinta..